Assalamu’alaikum wr. wb.
Kami selaku
dewan juri, akan memaparkan temuan-temuan dalam proses penilaian dari awal
hingga akhir. Dalam lomba menulis
esai yang diselenggarakan oleh Pesma An Najah
Purwokerto telah masuk 147 naskah esai melalui email. Naskah yang kami
terima sudah diseleksi oleh Panitia Pesantren Menulis 3
PESMA AN NAJAH Purwokerto dari segi
administrasi sehingga yang kami terima adalah naskah esai yang hanya berisikan
judul dan isi esai saja. Kami tidak melihat nama pengarang dan biodatanya.
Satu hal yang cukup menggembirakan bahwa naskah yang masuk ini memiliki
sudut pandang yang cukup bervariatif. Ada yang memandang sastra pesantren
ditinjau dari naskah-naskah klasik, ada yang memandang sastra pesantren itu
sebagai karya sastra yang hanya ada di pondok pesantren saja, ada yang
memandang sastra pesantren itu karya sastra yang ditulis oleh orang-orang yang berasal dari
pondok pesantren. Secara tematik, banyak pula peserta yang terjebak pada
orientasi untuk menjelaskan sastra pesantren, bukan pada upaya untuk menjadikan
“sastra pesantren” dipahami oleh masyarakat. Memang, terkait “sastra pesantren”
dapat memunculkan berbagai macam persepsi karena tidak ada definisi baku. Oleh
karena itulah, banyak peserta yang dalam menulis mengalami keragu-raguan sehingga
alur pikir menjadi kurang terfokus.
Pemilihan 30 terbaik ini berdasarkan originalitas ide, ungkapan yang segar,
dan kebaruan pandangan mengenai sastra pesantren. Ide-ide yang ditawarkan cukup
menarik jika melihat pesantren yang memiliki dimensi budaya yang mengakar
sebagai basis kearifan yang luhur. Beberapa esai yang ditulis dengan
menggunakan bahasa yang segar memperlihatkan bahwa gagasan yang ditulis bukan
hanya kata yang muncul dari benak pikiran, melainkan kata-kata yang dipilih
untuk mengungkapkan realitas.
Oleh karena itu, kami mengucapkan selamat kepada 30 penulis esai yang
naskahnya terpilih sebagai naskah terbaik.
1.
Matroni
Muserang (Sumenep)--Sastra dan Spirit Kaum Santri
2.
Tita
Novitasari (Jakarta)--Generasi Baru Sastra Santri
3.
Andi
Maulana (Jakarta) --Jibril Tak Akan Datang Lagi
4.
Ahmad
Faisal (Cilacap)-- Sastra Pesantren sebagai Tren Pendidikan Islam Global
5.
Hanifah
Hikmawati (Ngawi)—Mengapa Sastra Itu Penting? “ Aktualisasi Sastra Islam
(Kitabah dan Khitabah) Sebagai Pembangunan Ideologi Dalam Lingkup Pesantren
6.
Chairul
Anam (Indramayu)— Republik Sastra Pesantren
7.
Mohammad
Takdir (Pamekasan)— Revitalisasi Sastra Pesantren
8.
Akhmad
Saefudin (Purwokerto)-- Menyambut Kebangkitan Sastra Pesantren
9.
Juli
Prasetya (Purwokerto)-- Sastra Pesantren Kita Masihkah Sesantri Dulu?
10.
Dimisqi
Chaerul Anam (Cilacap)-- Sastra Pesantren dalam Mengkontruksi Nilai Moral
11.
Anwar
Noeris (Sumenep)-- Eksotisme Sastra Pesantren, Cinta, Dan Perjuangannya
Mengukuhkan Identitas
12.
Shohebul
Umam (Yogyakarta)-- Narasi Sufisme dan Oposisi Sastra Pesantren
13.
Jusuf
AN (Wonosobo)-- Surat Untuk Kyai dari Santri tentang Sastra Pesantren
14.
Zalika
Sungailiat (-)—Sastra Pesantren Bisa
15.
Farikhatul
‘Ubudiyah (Purwokerto)-- SQ: Hakikat Sastra Pesantren
16.
Feny
Nida Fitriyani (Cilacap)-- Resistensi Sastra Terhadap Globalisasi: Upaya
Membangkitkan Mental Santri Cendekia
17.
Raedu
Basha (Yogyakarta)-- Geliat Sastra Santri Era Kekinian
18.
Titi
Anisatul Laely (Purwokerto)-- Tradisi Syi’ir Dalam Kehidupan Santri Salaf;
Menghidupkan Budaya Sastra Pesantren
19.
Zubairi
(Surabaya)-- Halaqah Sastra sebagai Pusat Kajian Sastra Pesantren (Dinamisasi
Sastra Pesantren Menyongsong Indonesia Emas 2045)
20.
Afrizal
Qosim Sholeh (Yogyakarta)-- Pesantren Berpuisi dan Wajah Sastra Pesantren
Nusantara
21.
Mukhammad
Hamid Samiaji (Purwokerto)-- Pesantren Pena: Penumbuhan Produktivitas dan
Kreativitas Sastra Santri.
22.
Laelatul
Istiqomah (Purbalingga)-- Revitalisasi Sastra dalam Ruang Tradisi Pesantren
23.
Titik
Yulianti (Surakarta)-- Mengatasi Polemik Bangsa dengan Sastra Pesantren
24.
Muhammad
Iqbal (Purwokerto)-- Sastra Pesantren Versus Modernitas: Rekontruksi Sastra
Sufisme di Pesantren
25.
Heru
Mulyadi (Banjarnegara)-- Wajah Sastra Pesantren dan Kesuburannya
26.
Iis
Sugiarti (Kebumen)-- Menggeliatkan Sastra Pesantren Melalui Komunitas
27.
Sulfiza
Ariska (Yogyakarta)-- Menyuburkan Spiritualisme Kritis dalam Sastra Pesantren
28.
Dewandaru
Ibrahim Senjahaji (Purwokerto)-- Sastra Pesantren : Matahari di Jagad
Kasusastran Indonesia
29.
Akhmad
Roja Badrus Zaman (Cilacap)—Tradisi Bersastra di Kalangan Santri; Mencetak
Generasi Ber-estetika dengan Ber-etika
30.
A’yat
Khalili (Sumenep)-- Mendaras Kitab, Memaknai Hidup, Menulis Sastra
Demikian keputusan Dewan Juri, tidak dapat diganggu gugat.
Wassalamualaikum wr. wb.
Tertanda
Dewan Juri
- Ahmad Tohari
(Sastrawan, Penulis Novel Ronggeng Dukuh Paruk / Budayawan);
- Abdul Wachid B.S.,
S.S., M. Hum. (Dosen Ilmu Sastra / Sastrawan);
- Arif Hidayat,
S.Pd., M.Hum. (Dosen Ilmu Sastra / Sastrawan).